BISNIS SANITASI
PROSPEK CERAH MASA DEPAN
20 Oktober 2017
Membaca undangan dari water.org untuk Media Visit di Rembang
pada awalnya membuat dahi saya berkerut karena selama ini yang saya ketahui
water.org hanya mengurusi air bersih beserta tata cara kelolanya. Sedangkan
undangan kali ini adalah bertema sanitasi. Ternyata tanda tanya saya terjawab
begitu memulai Media Visit di daerah Lasem. Water.org
ternyata juga peduli dengan sanitasi sehat di tingkat rumah tangga. Organisasi
nirlaba yang dipimpin oleh Matt Demon dan beranggotakan 16 negara ini punya motto “Kita tidak akan keluar dari
kemiskinan tanpa memperbaiki air dan sanitasi”.
Dan dalam perjalanannya
mewujudkan sanitasi sehat water.org
bermitra dengan Lembaga Keuangan BMT Bina Ummat Sejahtera yang memberikan
kredit kepada masyarakat untuk sarana pembuatan jamban sehat.
Bagi sebagian pelaku
bisnis mungkin terdengar masih asing atau bahkan aneh ada Lembaga Keuangan yang
mau-maunya bergelut di bidang sanitasi, apalagi yang menyamngkut masyarakat
kelas bawah yang kemampuan ekonominya meragukan untuk dijkucuri kredit. Di sisi
lain mayarakat kelas bawah pada umumnya juga kurang memperhatikan dan tidak mau
tahu tentang sanitasi yang bersih dan sehat. Tapi justru lahan baru yang
dianggap meragukan prospeknya ini dengan “gagah berani” digeluti oleh BMT BUS
sejak beberapa bulan terakhir melalui
penyaluran kredit lunak untuk pengadaan sanitasi sehat dan air minum di
beberapa lokasi. Ditemui di kantornya di Lasem, direktur bisnis BMT BUS Zul
Akmal Syafe’i mengatakan kucuran kredit sanitasi ini sudah berjalan lebih
kurang satu tahun dan menjangkau sebagian masyarakat di Kabupaten Rembang.
“Selain berbisnis kami juga mendasari dengan niat ibadah membantu masyarakat
golongan bawah. Alhamdulillah pengembalian kredit yang diangsur antara 1 sampai
2 tahun berjalan lancer meskipun tanpa jaminan. Tanpa syarat yang neko-neko
kami setujui pengajuan kredit jika itu untuk pengadaan sanitasi”.
Keterangan Zul adalah
kejutan kedua karena selama ini Lembaga Keuangan selalu meminta jaminan jika
ada yang mengajukan kredit.
Saat memulai kunjungan ke
lokasi disitulah kami merasa sadar bahwa masalah sanitasi adalah bom waktu yang
siap meledak seiring pertumbuhan jumlah manusia yang kian membengkak. Kami
mengunjungi desa Doropayung dan desa Toyuhan di Kecamatan Pancur serta desa
Karangmayu di Kecamatan Sarang. Hampir sebagian besar rumah tangga tidak
mempunyai jamban dan sarana air bersih. Jikapun ada kondisinya belum bisa
dikatakan sehat. Warga masih BAB di sawah ataupun kebun dan membiarkan kotoran
itu tergeletak begitu saja di tempat terbuka. Jika malam atau kondisi hujan
mereka BAB di rumah dan ditampung di tas kresek kemudian membuangnya di kebun.
Bisa dibayangkan jika ada orang lewat yang terkena lemparan plastik ini pasti
bisa menimbulkan masalah lain. Ada lagi yang membuat galian tanah sedalam satu
meter dan meletakkan kayu di atasnya sebagai pijakan saat BAB. Memang lebih
manusiawi dibandingkan pelempar plastik tapi penyebaran bibit penyakit masih
mengintai karena lalat tetap merubung. Yang punya SDM agak lumayan sudah
membuat jamban layak di rumah tapi saluran pembuangannya juga masih masuk ke
sungai.
Kondisi yang demikian
ternyata tidak melulu didasari oleh kemiskinan tapi lebih kepada ketidakmauan.
Warga yang tergolong mampu juga masih banyak yang belum memiliki jamban
meskipun rumah dan perabotannya tergolong mewah.
Kondisi yang seperti
inilah yang ingin dirubah oleh water.org dengan menggandeng BMT BUS sebagai
mitra. “Yang perlu kita rubah lebih
dahulu adalah gaya hidup masyarakatnya untuk mengubah pola dan memperhatikan
kesehatan”, kata Fay dari water.org.
“Untuk mendapatkan hasil
yang benar-benar tepat sasaran, kredit dari BMT BUS tidak diberikan dalam
bentuk uang tetapi dalam bentuk jamban yang sudah terpasang plus septictank
sesuai standar kesehatan. Begitu juga dengan pemasangan instalasi air bersih
PDAM. Masyarakat tinggal memilih jangka waktu pengembalian sesuai kemampuan.
Dan untuk lebih memperingan cicilan ada sebagian nasabah yang menabung harian
melalui petugas BMT yang menerapkan system jemput bola sehingga pada saat jatuh
tempo tidak terasa berat”, tambah Zul.
Diam-diam sepak terjang water.org dan BMT BUS patut diacungi
jempol karena perannya sangat terasa bagi masyarakat dan terutama demi menjaga
lingkungan yang bersih dan sehat. Kekhawatiran
yang menjadi momok Lembaga Keuangan tentang kredit macet ternyata tak terbukti
jika ada pendekatan dan dukungan dari aparat pemerintah (dalam hal ini
Pemerintah Desa).
Sample yang diambil di
Rembang hanyalah setitik kecil air di lautan permasalahan sanitasi di Indonesia.
Masih banyak tempat lain yang kondisinya sama atau bahkan lebih parah. Tugas
bagi water.org untuk membebaskan
masyarakat dari belitan masalah
kesehatan dan ketersediaan air bersih yang mencukupi.
Artikel ini
dibuat untuk water.org
Aku berharap program seperti ini bisa "menular" ke daerah lain.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus